Blog khusus seputar teknik Otomotif yang membimbing para pemula agar mengerti sedikit tentang permesinan seperti Sistem Pengapian, Kelistrikan, Mesin Diesel, Dan Lain-Lain

Fungsi Camshaft atau Poros Nok

Fungsi Camshaft atau Poros Nok. Pada mesin 4 tak terdapat komponen yang mana juga merupakan salah satu komponen dari mekanisme katup. Komponen tersebut adalah poros nok. Poros nok atau cam shaft jumlahnya 1 untuk mekanisme tipe singgle, sedangkan untuk double (DOHC) jumlah camshaft ini ada dua.

Pada poros nok ini terdapat nok katup dan buang, yang berfungsi untuk membuka dan menutup katup sesuai dengan timing (saat yang ditentukan).

Fungsi utama camshaft atau poros nok ada 3 (tiga) yaitu :

  1. Untuk membuka dan menutup katup sesuai dengan urutan timing pengapian atau FO
  2. Untuk menggerakkan fuel pump atau pompa bensin
  3. Untuk memutar poros distributor karena pada camshaft terdapat gigi penggerak distributor atau (Distributor drive gear).

Pembebanan Poros Cam

  • Gesekan pada bantalan poros kam pada bidang lengkung
  • Pembengkokan waktu menekan katup
  • Momen puntir ( momen putar penggerak ) 

 

Pembuatan poros Cam

  • Bahan : Baja perkakas atau tuang khusus
  • Dituang atau ditempa sesuai bahannya, kemudian digerinda
  • Dikeraskan pada permukaan kam-kamnya dengan perlakuan panas

Camshaft

Dan gambar di atas merupakan kontruksi/gambar dari poros nok pada mobil/kendaraan.
Baca juga :

Fungsi Dan Cara Kerja Pompa Bahan Bakar (Fuel) Bensin

  Pompa bahan bakar bensin berfungsi untuk mengalirkan bahan bakar bensin dari tangki ke karburator. Letak tangki bensin pada mobil umumnya lebih rendah dari pada karburator, sehingga bensin tidak akan dapat mengalir dengan sendirinya. Namun untuk kendaraan sepeda motor letak tangki lebih tinggi dari karburator, maka tidak diperlukan adanya pompa bahan bakar. Ada dua tipe pompa bensin, yaitu tipe mekanik dan tipe elektrik. Pompa bahan bakar tipe mekanik menggunakan diafragma dan biasanya digunakan pada mesin yang mengunakan karburator. Pompa bahan bakar tipe elektrik dipakai pada mesin yang menggunakan Sistem Electronic Fuel Injection (EFI).

  • Pompa Bahan Bakar Tipe Mekanik

Pompa bahan bakar tipe mekanik mempunyai sebuah diafragma yang letaknya tepat ditengah-tengah seperti telihat pada gambar di bawah ini.

Pompa Bahan Bakar (Fuel) Mekanik

Cara Kerja Pompa Bahan Bakar Bensin Mekanik :

1. Langkah Hisap

Apabila rocker arm ditekan ke atas oleh nok, diafragma tertarik ke bawah, ruangan di atas diafragma menjadi hampa, katup masuk terbuka dan bensin akan mengalir ke ruangan diafragma. Pada saat katup keluar tetap tertutup karena tekanan pegas.
 
Langkah Hisap Pompa Bahan Bakar (Fuel)

 2. Langkah Penyaluran

Apabila nok berputar, maka rocker arm akan kembali ke posisi semula sehingga diafragma didorong ke atas oleh pegas akibatnya bensin terdorong melalui katup keluar dan terus mengalir ke karburator.
Dalam keadaan seperti ini katup keluar terbuka dan katup masuk tertutup. Tekanan penyaluran pompa sekitar 0,2 s/d 0,3 kg/cm2.

Lahkah Penyaluran Bahan Bakar Bensin

baca juga : Cara menyetel  karburator pada mobil

3. Pump Idling

Jika bensin yang tersedia pada karburator sudah cukup, maka diafgragma tidak terdorong ke atas oleh pegas dan pull rod berada pada posisi turun. Hal ini disebabkan tekanan pegas sama dengan tekanan bahan bakar. Pada saat ini rocker arm tidak bekerja walaupun nok berputar, akibatnya diafhragma diam dan pompa tidak bekerja.

Pada Saat Pompa Bensin Tidak Bekerja






b). Pompa Bahan Bakar Tipe Elektrik

Pompa bahan bakar tipe listrik ini dapat ditempatkan dimana saja dengan tujuan untuk menghindari panas dari mesin. Namun untuk pompa bensin mesin EFI penempatan pompa bensin listrik berada dalam tangki bahan bakar dan merupakan alternatif pemasangan pompa yang terbaik, karena pompa akan terlindung dari kotoran yang menempel, juga bunyi pompa akan bisa diredam, serta pompa tidak memerlukan perawatan khusus. Pompa bahan bakar tipe listrik menghasilkan 2 kg/cm2 atau lebih dibandingkan dengan pompa bahan bakar tipe mekanik. Selain itu getaran juga akan berkurang, karena pompa bahan bakar tidak digerakkan oleh nok. Pompa bensin listrik harus dapat mensuplai bensin lebih banyak dari kebutuhan pemakaian bahan bakar maksimum, dengan demikian pompa akan mampu selalu menjaga tekanan kerja sistem bahan bakar dalam segala kondisi kerja motor.

Rumah pompa terdiri dari sebuah ruang berbentuk silinder dan di dalam rumah tersebut terpasang sebuah piringan rotor yang berputar eksentris terhadap rumah pompa. Pompa bahan bakar digerakkan oleh motor listrik magnet permanen yang konstruksinya menjadi satu unit dengan rumah pompa. Pompa bensin model listrik langsung bekerja setelah kunci kontak diposisikan pada posisi ON. Bila rotor berputar, bensin yang ada dalam saluran masuk akan tertekan melalui keliling rumah pompa dan menimbulkan tekanan bensin dalam saluran tekan. Pompa bahan bakar model listrik dapat dibedakan atas dua tipe, yaitu tipe rotor dan tipe turbin. Pompa bahan bakar tipe turbin tidak menimbulkan bunyi saat beroperasi.



Fungsi Dan Skematik Rangkaian Alternator (Charging System)

Terminal Pada Alternator. Fungsi Alternator pada sistem pengisian adalah untuk merubah energi mekanik (putar) menjadi energi listrik yang diperlukan untuk mengisi baterai dan mensuplai kebutuhan arus pada semua sistem kelistrikan kendaraan ketika mesin hidup. Pada alternator tentunya terdapat terminal-terminalnya, yang mana terminal-terminal ini dihubungkan dengan pasangannya, ada yang dapat Regulator, Baterai (beban) dan massa.

Baca : Rangkaian Dan Komponen Lampu Kepala

Ada beberapa terminal yang terdapat pada alternator, yaitu B, N, F, E. Terminal N alternator dihubungkan dengan terminal N regulator. Terminal B dihubungkan dengan terminal b regulator dan juga dengan baterai dan beban. Terminal F alternator dihubungkan dengan terminal F alternator, dan terminal e dengan massa. Untuk lebih jelasnya silahkan lihat Gambar Skematik Sistem Alternator (pengisian) berikut  :

Gambar Skematik Alternator Sederhana

Pada bagian belakang alternator terdapat beberapa terminal. Terminal-terminal tersebut adalah terminal E, F, N (atau ada juga yang menuliskan terminal N dengan menggunakan notasi P) dan B alternator. Ada juga alternator dengan terminal E, F, N, A, dan B. Terminal A pada alternator ini dapat dihubungkan dengan terminal B pada regulator. Regulator yang digunakan dalam sistem pengisian konvensional ini adalah regulator model kumparan dan kontak poin untuk mengatur arus yang masuk ke rotor coil sehingga tegangan alternator tetap stabil.


Alternator Dan Terminal Alternator

Back To Top