Teknik Otomotif

Blog khusus seputar teknik Otomotif yang membimbing para pemula agar mengerti sedikit tentang permesinan seperti Sistem Pengapian, Kelistrikan, Mesin Diesel, Dan Lain-Lain

Fungsi Camshaft atau Poros Nok

Fungsi Camshaft atau Poros Nok. Pada mesin 4 tak terdapat komponen yang mana juga merupakan salah satu komponen dari mekanisme katup. Komponen tersebut adalah poros nok. Poros nok atau cam shaft jumlahnya 1 untuk mekanisme tipe singgle, sedangkan untuk double (DOHC) jumlah camshaft ini ada dua.

Pada poros nok ini terdapat nok katup dan buang, yang berfungsi untuk membuka dan menutup katup sesuai dengan timing (saat yang ditentukan).

Fungsi utama camshaft atau poros nok ada 3 (tiga) yaitu :

  1. Untuk membuka dan menutup katup sesuai dengan urutan timing pengapian atau FO
  2. Untuk menggerakkan fuel pump atau pompa bensin
  3. Untuk memutar poros distributor karena pada camshaft terdapat gigi penggerak distributor atau (Distributor drive gear).

Pembebanan Poros Cam

  • Gesekan pada bantalan poros kam pada bidang lengkung
  • Pembengkokan waktu menekan katup
  • Momen puntir ( momen putar penggerak ) 

 

Pembuatan poros Cam

  • Bahan : Baja perkakas atau tuang khusus
  • Dituang atau ditempa sesuai bahannya, kemudian digerinda
  • Dikeraskan pada permukaan kam-kamnya dengan perlakuan panas

Camshaft

Dan gambar di atas merupakan kontruksi/gambar dari poros nok pada mobil/kendaraan.
Baca juga :

Fungsi Dan Cara Kerja Pompa Bahan Bakar (Fuel) Bensin

  Pompa bahan bakar bensin berfungsi untuk mengalirkan bahan bakar bensin dari tangki ke karburator. Letak tangki bensin pada mobil umumnya lebih rendah dari pada karburator, sehingga bensin tidak akan dapat mengalir dengan sendirinya. Namun untuk kendaraan sepeda motor letak tangki lebih tinggi dari karburator, maka tidak diperlukan adanya pompa bahan bakar. Ada dua tipe pompa bensin, yaitu tipe mekanik dan tipe elektrik. Pompa bahan bakar tipe mekanik menggunakan diafragma dan biasanya digunakan pada mesin yang mengunakan karburator. Pompa bahan bakar tipe elektrik dipakai pada mesin yang menggunakan Sistem Electronic Fuel Injection (EFI).

  • Pompa Bahan Bakar Tipe Mekanik

Pompa bahan bakar tipe mekanik mempunyai sebuah diafragma yang letaknya tepat ditengah-tengah seperti telihat pada gambar di bawah ini.

Pompa Bahan Bakar (Fuel) Mekanik

Cara Kerja Pompa Bahan Bakar Bensin Mekanik :

1. Langkah Hisap

Apabila rocker arm ditekan ke atas oleh nok, diafragma tertarik ke bawah, ruangan di atas diafragma menjadi hampa, katup masuk terbuka dan bensin akan mengalir ke ruangan diafragma. Pada saat katup keluar tetap tertutup karena tekanan pegas.
 
Langkah Hisap Pompa Bahan Bakar (Fuel)

 2. Langkah Penyaluran

Apabila nok berputar, maka rocker arm akan kembali ke posisi semula sehingga diafragma didorong ke atas oleh pegas akibatnya bensin terdorong melalui katup keluar dan terus mengalir ke karburator.
Dalam keadaan seperti ini katup keluar terbuka dan katup masuk tertutup. Tekanan penyaluran pompa sekitar 0,2 s/d 0,3 kg/cm2.

Lahkah Penyaluran Bahan Bakar Bensin

baca juga : Cara menyetel  karburator pada mobil

3. Pump Idling

Jika bensin yang tersedia pada karburator sudah cukup, maka diafgragma tidak terdorong ke atas oleh pegas dan pull rod berada pada posisi turun. Hal ini disebabkan tekanan pegas sama dengan tekanan bahan bakar. Pada saat ini rocker arm tidak bekerja walaupun nok berputar, akibatnya diafhragma diam dan pompa tidak bekerja.

Pada Saat Pompa Bensin Tidak Bekerja






b). Pompa Bahan Bakar Tipe Elektrik

Pompa bahan bakar tipe listrik ini dapat ditempatkan dimana saja dengan tujuan untuk menghindari panas dari mesin. Namun untuk pompa bensin mesin EFI penempatan pompa bensin listrik berada dalam tangki bahan bakar dan merupakan alternatif pemasangan pompa yang terbaik, karena pompa akan terlindung dari kotoran yang menempel, juga bunyi pompa akan bisa diredam, serta pompa tidak memerlukan perawatan khusus. Pompa bahan bakar tipe listrik menghasilkan 2 kg/cm2 atau lebih dibandingkan dengan pompa bahan bakar tipe mekanik. Selain itu getaran juga akan berkurang, karena pompa bahan bakar tidak digerakkan oleh nok. Pompa bensin listrik harus dapat mensuplai bensin lebih banyak dari kebutuhan pemakaian bahan bakar maksimum, dengan demikian pompa akan mampu selalu menjaga tekanan kerja sistem bahan bakar dalam segala kondisi kerja motor.

Rumah pompa terdiri dari sebuah ruang berbentuk silinder dan di dalam rumah tersebut terpasang sebuah piringan rotor yang berputar eksentris terhadap rumah pompa. Pompa bahan bakar digerakkan oleh motor listrik magnet permanen yang konstruksinya menjadi satu unit dengan rumah pompa. Pompa bensin model listrik langsung bekerja setelah kunci kontak diposisikan pada posisi ON. Bila rotor berputar, bensin yang ada dalam saluran masuk akan tertekan melalui keliling rumah pompa dan menimbulkan tekanan bensin dalam saluran tekan. Pompa bahan bakar model listrik dapat dibedakan atas dua tipe, yaitu tipe rotor dan tipe turbin. Pompa bahan bakar tipe turbin tidak menimbulkan bunyi saat beroperasi.



Fungsi Dan Skematik Rangkaian Alternator (Charging System)

Terminal Pada Alternator. Fungsi Alternator pada sistem pengisian adalah untuk merubah energi mekanik (putar) menjadi energi listrik yang diperlukan untuk mengisi baterai dan mensuplai kebutuhan arus pada semua sistem kelistrikan kendaraan ketika mesin hidup. Pada alternator tentunya terdapat terminal-terminalnya, yang mana terminal-terminal ini dihubungkan dengan pasangannya, ada yang dapat Regulator, Baterai (beban) dan massa.

Baca : Rangkaian Dan Komponen Lampu Kepala

Ada beberapa terminal yang terdapat pada alternator, yaitu B, N, F, E. Terminal N alternator dihubungkan dengan terminal N regulator. Terminal B dihubungkan dengan terminal b regulator dan juga dengan baterai dan beban. Terminal F alternator dihubungkan dengan terminal F alternator, dan terminal e dengan massa. Untuk lebih jelasnya silahkan lihat Gambar Skematik Sistem Alternator (pengisian) berikut  :

Gambar Skematik Alternator Sederhana

Pada bagian belakang alternator terdapat beberapa terminal. Terminal-terminal tersebut adalah terminal E, F, N (atau ada juga yang menuliskan terminal N dengan menggunakan notasi P) dan B alternator. Ada juga alternator dengan terminal E, F, N, A, dan B. Terminal A pada alternator ini dapat dihubungkan dengan terminal B pada regulator. Regulator yang digunakan dalam sistem pengisian konvensional ini adalah regulator model kumparan dan kontak poin untuk mengatur arus yang masuk ke rotor coil sehingga tegangan alternator tetap stabil.


Alternator Dan Terminal Alternator

Fungsi busi (Spark Plug) Pada Sistem Pengapian

Busi atau dalam bahasa Inggris disebut spark plug merupakan salah satu komponen didalam sistem pengapian pada mobil khususnya untuk motor bensin. Karena seperti yang kita ketahui bahwa pada mesin diesel campuran udara dan bahan bakar terbakar karena adanya panas yang disebapkan oleh langkah kompresi. Sedangkan pada mesin bensin campuran udara dan bahan bakar dibakar oleh percikan bunga api pada busi.

Dalam sistem pengapian busi berfungsi untuk memercikkan bunga api yang diperlukan untuk membakar campuran udara dan bahan bakar yang telah dikompresi, sehingga terjadi langkah usah. Busi memilki 2 elektroda, yakni elektroda tengah dan elektroda negatif (masa).

Setelah arus listrik dibangkitkan oleh ignition coil (koil pengapian) menjadi arus listrik tegangan tinggi, kemudian arus tersebut mengalir menuju distributor, kabel tegangan tinggi dan ke busi, pada busi arus melompat dari elektroda tengah ke elektroda negatif (massa) sehingga menimbulkan loncatan bunga api yang dibutuhkan untuk membakar campuran udara dan bahan bakar.

Dibawah ini diperlihatkan gambar dari kontuksi busi (spark plug) :


Keterangan gambar :
1. Mur terminal busi
2. Ulir terminal busi
3. Barrier
4. Isolasi
5. Seal penghantar khusus
6. Batang terminal
7. bodi
8. Gasket
9. Isolator
10. Elekktroda tengah
11. Elektroda massa

Walaupun kontruksi dari busi itu sederhana tetapi kerja dari busi tersebut sangatlah berat, temperatur pada elektroda busi pada saat langkah pembakaran bisa mencapai suhu sekitar 2000 derajat celcius.  Setelah temperatur tinggi kemudian temperatu turun drastis pada saat langkah hisap (bahan bakar dan udara masuk kedalam silinder). Perubahan temperatur ini terjadi berulang-ulang kali setiap 1 siklus langkah usaha. Selain itu busi juga menerima tekanan yang tinggi terutama pada saat langkah pembakaran yang bisa mencapai 45 atm. Untuk itu busi dirancang dan dibuat dari bahan yang tahan panas yang sangat baik.

Busi merupakan komponen yang sangat vital pada sistem pengapian, biasanya busi diganti secara periodik kurang lebih setiap 20.000 KM. Setiap mobil di tune up maka busi biasanya juga diperiksa dan dibersihkan, ini untuk menjaga agar peran busi pada sistem pengapian tetap maximal. Ada beberapa akibat jika busi tidak bekerja dengan baik, sudah jelek atau rusak (mati), diantaranya mesin pincang, mbrebet, tidak bertenaga, mesin sering mati sendiri, sulit hidup. Dan jika dikaitkan dengan emisi gas buang maka kandungan HC akan meningkat karena bahan bakar tidak terbakar dengan sempurna.

Cara Menyetel Karburator Pada Mobil

Cara penyetelan karburator mobil dengan menggunakan skrup
Ada 3 sekerup di karburator yang memegang peran penting membuat mesin bensin menjadi optimal.


Berikut ini adalah 6 cara menyetel karburator mobil :

1. Sekrup idle up dikendorkan tetapi AC dihidupkan. Penyetelan berhenti ketika sekrup itu tidak bisa lagi merendahkan RPM mesin.

2. Sekerup RPM mesin diturunkan RPM sampai sekitar 500, atau sampai tidak mati saja.

3. Sekarang mulaid engan menyetel sekrup idle (campuran udara dan bensin). Putar sekrup ini ke kiri sampai nyaris mati. Kemudian kembali ke kanan sampai nyaris mati juga. Setelah itu putar perlahan-lahan mencari RPM tertinggi. Saat itulah kita akan menemukan campuran bensin dan udara terbaik.

4. Setelah menemukan campuran terbaik, sekarang setelah sekrup RPM sampai 700, 800, atau 900 sesuai permintaan pembuat mesin.

5. Sekarang baru menyetelah sekrup idle up AC. Hidupkan AC, pasti RPM sudah berkurang, turun dari semula. Sekarang stel sekrup idle up sampai mencapai RPM, biasanya 900 atau 1000.

6. Coba AC dimatikan, apakah sekarang RPM idle ke RPM yang diinginkan.

Rangkaian Dan Komponen Lampu Kepala

Lampu Kepala berfungsi untuk menerangi jalan pada malam hari. Umumnya lampu kepala dilengkapi lampu jarak jauh dan jarak dekat. Nyala lampu jarak jauh dan jarak dekat dikontrol oleh dimmer switch. Lampu kepala menyala bersamaan dengan lampu belakang melalui saklar tarik atau putar. Lampu kepala yang dipakai ada dua tipe, yaitu tipe sealed beam dan bola lampu. Jenis Sealed beam banyak dipakai pada kendaraan yang kostruksinya filamen, kaca dan reflektornya menjadi satu kesatuan. Tipe bola lampu banyak digunakan sebagai lampu depan pada sepeda motor.

Gambar Rangkaian Lampu


Nama – nama komponen rangkaian lampu kepala dengan 2 relay:

1. Lampu Depan (Head Lamp) 

Lampu Depan ( Head Lamp) berfungsi memberikan penerangan untuk bagian depan kendaraan terutama bila berjalan di malam hari dan waktu-waktu tertentu seperti cuaca berkabut, hujan lebat dan situasi lainnya yang memerlukan penerangan.

2. Relay

Relay berfungsi untuk menciptakan arus seperti yang dihasilkan langsung dari bateri, agar beban kerja baterai berkurang.

3. Saklar Pembagi (Saklar Dim)

Saklar Pembagi (Saklar Dim) berfungsi untuk menyalakan lampu jarak jauh dan dekat.



baca juga : Fungsi Dan Skematik Rangkaian Alternator (Charging System)



4. Saklar Utama

Saklar Utama berfungsi untuk memudahkan penyalaan lampu baik lampu kota, lampu kepala atau sebaliknya.

5. Sekring (Fuse)

Sekring berfungsi untuk pengaman terhadap kerusakan jaringan sistem penerangan dan hubungan singkat.

6. Baterai

Batre Berfungsi Untuk Memberikan tenaga listrik pada putaran awal mesin (stater), menstabilkan tegangan pada sistem kelistrikan, menyediakan tenaga listrik untuk aksesoris dan instrumen lainnya.

Cara Memeriksa Ignition Coil (Koil Pengapian)

Pada sistem pengapian ignition coil berfungsi untuk membangkitkan tegangan 12 volt yang diterima dari baterai menjadi tegangan tinggi (10 KV atau lebih) yang diperlukan untuk menghasilkan loncatan bunga api pada busi. Kontruksi koil sangatlah sederhana, sehingga ignition coil tidak terlalu banyak perawatannya. Walaupun demikian pada kondisi tertentu ignition coil perlu diperiksa agar kemampuannya bisa diketahui. Dewasa ini pada sistem pengapian konvensional, selain menggunakan koil biasa, juga terdapat sistem pengapian yang koilnya dilengkapi dengan external resistor atau internal resistor, kedua jenis diatas pada dasarnya sama hanya penempatannya saja yang berbeda. Tahanan (ballast resistor) ini dipasang dengan tujuan agar arus primer tidak melebihi 4 ampere dimana akan mempercepat kerusakan pada platina, dan juga untuk mencegah kelebihan panas pada koil yang bisa menyebapkan koil meledak, mobil mogok, dsb. Berikut ini merupakan pemeriksaan pada ignition coil atau koil pengapian :

Memeriksa kumparan primer :
Periksa kumparan primer dengan menggunakan ohmmeter pada skala “X satu” ohm. Hubungkan kedua kabel ohmmeter pada terminal (-) dan (+) koil. Baca penunjukkan pada ohmmeter dan bandingkan dengan spesifikasi pabrik.

Spesifikasi Tahanan kumparan primer :
Tanpa Internal Resistor : 1,3 - 1,6 ohm
Dengan Internal Resistor : 1,5 - 1,9 ohm



Memeriksa kumparan sekunder

Untuk memeriksa tahanan kumparan sekunder gunakan skala 1000 (kilo)ohm. Hubungkan salah satu kabel ohmmeter pada terminal (-) koil dan kabel yang lain dihubungkan pada terminal tegangan tinggi. Baca ohmmeter dan bandingkan dengan spesifikasi pabrik.

Spesifikasi Tahanan kumparan skunder :
Tanpa Internal Resistor : 10,7 - 14,5 k ohm
Dengan Internal Resistor : 13,7 - 18,5 k ohm


Memeriksa tahanan isolasi 
Hubungkan salah satu kabel ohmmeter pada terminal (+) koil dan kabel yang lain pada badan/pemegang koil. Bila koil dalam keadaan baik maka penunjukkan jarum pada ohmmeter ke arah tidak terhingga.


Memeriksa ballast resistor
Untuk memeriksa external resistor, gunakan skala “X satu ohm”. Hubungkan kabel ohmmeter seperti ditunjukkan pada gambar berikut ini. Untuk yang dengan internal resistor antara terminal + koil dan B. Sedangkan pada koil yang menggunakan external resistor caranya seperti pada gambar dibawah ini. Baca penunjukkan tahanan pada ohmmeter dan bandingkan dengan spesifikasi pabrik.

Spesifikasi Tahanan ballast :
Tahanan External Resistor : 1,1 -1,3 ohm
Tahanan Internal Resistor : 0,9 - 1,2 ohm



Cara Kerja Mesin diesel 4 Tak

Cara Kerja Mesin 4 Tak - Pada dasarnya proses kerja atau prinsip kerja dari motor diesel ini hampir sama dengan proses kerja pada motor bensin. Motor diesel juga dapat diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu motor diesel 2 tak dan motor diesel 4 tak.Namun, dalam perkembangannya motor diesel 4 tak menjadi yang paling umum digunakan untuk jenis motor diesel.


Motor diesel 4 tak dengan motor bensin 4 tak sebenarnya proses kerjanya hampir sama, sama sama terdiri dari 4 langkah yaitu langkah hisap, langkah kompresi, langkah usaha dan terakhir adalah langkah buang.

Cuman yang membedakan adalah pada motor bensin yang dihisap dan dikompresi adalah campuran udara dan bahan bakar. Kalau pada motor diesel yang dihisap dan dikompresi adalah hanya udara saja. Kemudian perbedaan pada langkah usahanya, kalau di motor bensin campuran udara dan bahan bakar meledak karena adanya percikan bunga api yang dihasilkan oleh busi. Sementara pada langkah usaha, bahan bakar diesel (solar) baru disemprotkan, dan akhirnya meledak atau menghasilkan langkah usaha karena udara yang telah dikompresi bersuhu tinggi.


Maka dari itu motor diesel sering disebut dengan motor pembakaran dengan tekanan kompresi. Udara hanya dikompresi hingga temperaturnya naik, kemudian baru disemprotkan solar ke ruang bakar dan terjadilah pembakaran (langkah usaha).


Dengan pembakaran yang dilakukan dengan memanfaatkan tekanan kompresi ini, motor diesel juga dikenal sebagai motor yang mempunyai efisiensi tinggi, dan mampu untuk menghasilkan tenaga yang besar.


Pada motor diesel juga terdapat dua katup, yaitu katup hisap dan katup buang. Katup hisap tentunya berguna untuk membuka saluran hisap agar udara dapat masuk dalam silinder, sedangkan katup buang berguna untuk membuka dan menutup saluran buang yang merupakan jalan bagi gas hasil pembakaran untuk keluar.

Oke, daripada tambah bingung berikut www.blogmesinku.blogspot.com jelaskan tentang cara kerja mesin diesel 4 tak.

1. Langkah hisap - proses kerja motor diesel 4 tak

Sama seperti pada motor bensin, langkah pertama pada proses kerja motor 4 tak adalah langkah hisap. Pada langkah ini piston atau torak bergerak dari titik mati bawah (tmb) ke titik mati atas (tma). Katup hisap akan terbuka dan katup buang tertutup, karena terjadi kevakuman pada silinder, maka udara akan terhisap dan masuk ke dalam silinder. Proses langkah hisap pada proses kerja motor diesel yang dihisap hanyalah udara saja, tidak campuran udara dan bahan bakar seperti pada motor bensin.

Pada langkah ini yang terjadi adalah :
  • Piston bergerak dari atas ke bawah
  • Katup masuk terbuka dan katup terbuka
  • Udara akan tehisap kedalam dan tersaring oleh filter udara.


2. Langkah kompresi - proses kerja motor diesel 4 tak

Setelah langkah hisap, udara yang telah terhisap dan masuk kedalam silinder akan dikompresi hingga tekanannya naik. Ingat pada motor diesel yang dikompresi hanyalah udara saja, tidak dengan bahan bakar seperti pada motor bensin. Pada saat langkah kompresi yang terjadi adalah :
  • Piston bergerak dari tmb ke tma
  • Kedua katup dalam kondisi menutup
  • Udara akan dikompresikan yang membuat tekanan udaranya menjadi sekitar 30 kg/cm2 dengan suhu yang sangat tinggi yaitu 500 derajat celcius.

Perbandingan kompresi pada motor diesel sangatlah tinggi, rasio kompresinya yaitu antara 14 : 1 sampai 24 : 1. Tentu ini lebih besar bila dibandingkan dengan rasio kompresi pada motor bensin. Dengan dikompresi ini temperatur udaranya bisa mencapai 900 derajat celcius. Pada langkah kompresi bagian akhir, bahan bakar diesel akan disemprotkan oleh injektor ke dalam ruag bakar. Akibatnya, solar akan terbakar oleh panasnya udara yang diperoleh saat langkah kompresi.

3. Langkah usaha - proses kerja motor diesel 4 tak

Setelah melalui langkah kompresi, maka akan menuju ke langkah yang ketiga adalah langkah usaha. Pada langkah sebelumnya, setelah udara dikompresi dan tekanannya naik. Nozzle injector akan menyemprotkan bahan bakar ke ruang bakar dalam bentuk kabut, sehingga akan terbakar karena udara tadi suhunya sangat tinggi.
Pada langkah ini yang terjadi adalah :
  • Terjadi langkah pembakaran
  • Menghasilkan langkah usaha
  • Dan membuat piston bergerak dari titik mati atas (tma) ke titik mati bawah

4. Langkah buang - proses kerja motor diesel 4 tak

Sama halnya pada motor bensin, langkah terakhir pada proses kerja motor diesel adalah langkah buang. Dalam langkah ini gas hasil pembakaran akan dibuang ke udara bebas melalui saluran udara buang (exhaust manifold). Yang terjadi pada saat langkah ini adalah :
  • Katup hisap menutup
  • Katup buang membuka
  • Piston bergerak dari TMB ke TMA
  • Gas sisa hasil pembakaran akan keluar ke udara bebas melalui saluran buang 

Bagian - Bagian Kelistrikan Body Pada Mobil Beserta Fungsinya

Sistem Kelistrikan Body Pada Mobil - Sistem kelistrikan body adalah instalasi dari berbagai rangkaian penerangan pada kendaraan. Rangkaian sistem kelistrikan body tersebut, antara lain adalah sistem penerangan lampu kepala, lampu kota, lampu tanda belok, lampu hazzard, lampu plat nomor, lampu rem, dan lampu mundur.

Lampu sangat penting pada mobil terutama pada malam hari atau pada jalan berkabut. Sistem lampu tersebut meliputi lampu kepala, lampu parkir, lampu belakang, lampu plat nomor dan lampu rem. Di samping itu ada beberapa mobil yang dilengkapi dengan lampu kabut, lampu sorot jauh dan lampu mundur.

Bagian-bagian pada Sistem Kelistrikan Body :


1. Lampu Kepala

Lampu ini ditempatkan di depan kendaraan. Lampu Kepala berfungsi untuk menerangi jalan pada malam hari. Umumnya lampu kepala dilengkapi lampu jarak jauh dan jarak dekat. Nyala lampu jarak jauh dan jarak dekat dikontrol oleh dimmer switch. Lampu kepala menyala bersamaan dengan lampu belakang melalui saklar tarik atau putar. Lampu kepala yang dipakai ada dua tipe, yaitu tipe sealed beam dan bola lampu. Jenis Sealed beam banyak dipakai pada kendaraan yang kostruksinya filamen, kaca dan reflektornya menjadi satu kesatuan. Tipe bola lampu banyak digunakan sebagai lampu depan pada sepeda motor.

2. Lampu Kota

Lampu kota (lampu posisi) pada kendaraan bermotor dapat dinyalakan sendiri dan dapat juga menyala bila lampu kepala dinyalakan. Lampu Kota berfungsi untuk menerangi pada malam hari atau gelap, pengendara atau orang lain dapat dengan cepat mengetahui lebar atau tinggi kendaraan (untuk kendaraan jenis truk dan bus). Karena kegunaannya untuk mengetahui lebar dan tinggi kendaraan, posisi lampu kota harus berada di bagian ujung dari bagian yang terlebar dan tertinggi dari kendaraan . Ada beberapa lampu pada kendaraan yang dapat menyala bersama lampu kota atau posisi, di antaranya lampu penerangan papan instrumen dan lampu plat nomor bagian belakang. Arus lampu plat nomor selalu dihubungkan dengan lampu kota sebelah kanan dengan maksud bila lampu kota sebelah kanan belakang mati atau tidak menyala, masih ada tanda yang lain tentang lebar kendaraan.

3. Lampu Tanda Belok

Lampu tanda belok atau sein dan lampu hazzard adalah dua sistem tanda yang berbeda, tetapi menggunakan komponen yang sama. Sistem ini terdiri atas empat buah bola lampu berwarna kuning, yaitu

1 bola lampu kiri depan
1 bola lampu kiri belakang
1 bola lampu kanan depan
1 bola lampu kanan belakang

Agar sistem tanda ini berfungsi dengan baik, lampu-lampu tersebut harus dapat menyala dan berkedip sempurna, yaitu selama 1 menit adalah 60 kali kedipan. Hal ini bisa terjadi bila arus yang masuk ke bola lampu berupa arus putus-hubung yang diperoleh dari alat pengedip (flasher). Bila saklar lampu tanda belok dioperasikan ke kiri atau ke kanan, lampu yang berkedip kiri saja atau kanan saja. Saklar tersebut biasanya terletak di bawah lingkar kemudi dan dirakit di batang kemudi. Bila saklar lampu hazzard dioperasikan atau difungsikan, lampu yang berkedip adalah kiri dan kanan secara bersamaan. Saklar lampu hazzard biasanya terletak di bagian batang kemudi sebelah depan. Perbedaan kedua sistem tersebut adalah dari fungsinya, lampu tanda belok dipergunakan bila kendaraan akan mengubah arah atau berbelok, sedangkan lampu hazzard digunakan bila dalam keadaan bahaya. Misalnya mobil sedang menarik atau ditarik mobil lain, mobil berhenti darurat karena ada kerusakan. Oleh karena itu, lampu hazzard harus dapat dinyalakan tanpa harus menyalakan kunci kontak.

4. Lampu Rem

Lampu rem pada kendaraan bermotor biasanya berwarna merah dan ditempatkan di bagian belakang yang menyatu dengan lampu kota atau posisi. Daya rem harus lebih besar daripada lampu posisi. Misalnya bola lampu dobel filamen dengan tulisan 8/21 w 12V berarti daya lampu kota 8 w dan lampu rem 21 W dengan tujuan pada saat lampu kota atau posisi menyala dan mobil sedang direm, akan terjadi perubahan sinar lampu terlihat menyala lebih terang. Lampu rem akan selalu menyala bila pedal rem diinjak karena pada saat pedal rem diinjak, tekanan tuas pedal rem cenderung ke posisi atas (tidak mengerem).

5. Lampu Mundur

Lampu Mundur berfungsi di samping untuk memberi tanda mundur pada kendaraan yang berada di belakangnya, juga berfungsi untuk menerangi bagian belakang mobil tersebut. Agar nyala lampu tersebut bisa dibedakan dengan lampu yang lain, warna dari lampu mundur adalah putih. Supaya dapat terlihat jelas pada jarak yang cukup jauh, daya lampu yang terpasang sebesar 23 Watt. Lampu mundur hanya dapat menyala bila mesin hidup ( kunci kontak “ON” ) dan gigi transmisi pada posisi mundur.

Komponen Pendukung dari komoponen kelistrikan pada mobil

1. Baterai

Baterai berfungsi sebagai sumber arus searah DC (Dirrect Current) pada sistem kelistrikan otomotif. Umumnya baterai yang digunakan sebagai sumber tenaga pada sistem kelistrikan otomotif mempunyai tegangan 12 Volt dan kapasitasnya berkisar 40–70 AH (Ampere Hour).
Baterai mempunyai 2 kutub, yaitu kutub (+) dan kutub (-). Kutub (+) diberi kode 30 dan kutub (-) atau minus diberi kode 31.

2. Kunci Kontak (Switch)

Kelistrikan otomotif pada mobil menggunakan kunci kontak (Ignition Swtch) sebagai saklar utama yang menghubungkan semua sistem kelistrikan dengan sumber tenaga (baterai).
Kunci kontak mempunyai beberapa posisi, yaitu ; Off : terputus dari sumber tegangan (baterai) ACC : terhubung dengan arus baterai , tetapi hanya untuk kebutuhan accecoris ON / IG : terhubung ke sistem pengapian (Ignition ) START : untuk start

3. Saklar

Saklar di atas dapat dioperasikan dengan cara menekan dan melepas atau menarik dan melepas sehingga kontak gerak akan berpindah dari 56a ke 56b atau sebaliknya. Bila saklar tersebut mempunyai 3 posisi berhenti, pada posisi tidak ditarik (posisi 0), tidak ada kontak yang berhubungan dengan 30 (+ baterai). Bila ditarik 2 kali (posisi 2), kontak 30 (+ Baterai) akan berhubungan dengan 56 (ke saklar dim). 

4. Sekring (fuse)

Sekring adalah suatu komponen kelistrikan yang berfungsi untuk membatasi beban arus yang berlebihan. Selain itu, untuk menghindari terjadinya kerusakan pada rangkaian saat terjadi konsleting atau hubungan singkat. Dengan adanya sekring (fuse) rangkaian kelistrikan, bola lampu, kabel-kabel, relay, fleser, dan yang lainnya tidak akan rusak bila terjadi kelebihan arus atau terjadi hubungan singkat karena sekring akan putus terlebih dahulu. Jenis sekring ada bermacam-macam, baik bentuk (konstruksi) maupun jenis filamennya. 

5. Pengedip (Flaser)

Pengedip (flaser) digunakan untuk memutus dan menghubungkan arus secara otomatis pada rangkaian lampu tanda belok sehingga lampu akan berkedip. Jenis pengedip (flaser) ada dua, yaitu jenis bimetal dan magnet.

6. Relay

Relay adalah saklar elektrik. Relay berfungsi untuk memutus dan menghubungkan arus secara elektrik. Cara kerjanya, bila dialiri arus listrik, kumparan akan menjadi magnet sehingga kontak poin tertarik dan terhubung. Ada dua jenis relay, yaitu relay bila dialiri arus listrik kontak poin akan terhubung dan relay bila dialiri arus listrik akan terputus.

7. Kabel Penghubung

Kabel adalah suatu komponen yang digunakan untuk menghubungkan komponen satu dengan komponen yang lainnya yang terbuat dari tembaga dan diberi isolasi supaya tidak terjadi konseleting. Diameter kabel terdiri atas berbagai ukuran. Penggunaan kabel berbeda-beda ukurannya, bergantung pada berapa besar arus yang mengalir. Bila arus yang mengalir besar, berarti harus menggunakan kabel yang berdiameter besar, tetapi bila arus yang mengalir kecil, cukup menggunakan kabel yang berdiameter kecil.

Fungsi Platina Dan Cara Kerja Platina (Breaker Point)

Fungsi Platina  - Platina atau breaker point merupakan salah satu komponen sistem pengapian yang berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan arus listrik yang mengalir melalui kumparan primer pada ignition coil untuk menghasilkan arus listrik tegangan tinggi pada kumparan skunder di ignition coil, dengan jalan induksi magnet listik (electromagnetic induction). Platina bekerja seperti switch (saklar) yang menyalurkan supply listrik dari kumparan primer koil ke massa dan memutuskan aliran listrik tersebut untuk menghasilkan induksi tegangan tinggi. Pembukaan dan penutupan platina digerakkan secara mekanis oleh cam/nok yang menekan bagian tumit dari platina pada interval waktu yang ditentukan.

Cara Kerja Platina :
Pada saat poros berputar maka nok akan mendorong lengan platina kearah kontak membuka dan selanjutnya apabila nok terus berputar lebih jauh maka platina akan kembali pada posisi menutup dan demikian seterusnya.

Pada saat platina dalam kondisi menutup, maka arus listrik yang mengalir dari baterai (aki) melalui primer koil akan disalurkan oleh platina ke massa, sehingga membuat kumparan primer koil terjadi kemagnetan. Saat platina mulai membuka, maka kemagnetan pada kumparan primer coil akan hilang dengan cepat dan tiba tiba. Kehilangan kemagnetan pada kumparan primer tersebut akan dapat membangkitkan tegangan tinggi (induksi) pada kumparan sekunder, bisa mencapai 10.000 Volt (bahkan lebih). Tegangan tinggi yang dihasilkan ini kemudian akan disalurkan ke masing masing busi, sehingga pada busi akan timbul loncatan bunga api yang diperlukan untuk membakar campuran bensin dan udara pada akhir langkah kompresi.

Pengertian Dan Fungsi Ignition Coil (Koil Pengapian)

Pengertian Dan Fungsi Ignition Coil (Koil Pengapian) - Ignition Coil merupakan salah satu komponen dalam sistem pengapian. Ignition Coil berfungsi untuk menaikkan tegangan dari 12V menjadi 10.000 volt bahkan lebih. Tegangan tinggi ini digunakan untuk menghasilkan loncatan bunga api yang kuat pada busi di dalam ruang bakar. Koil pengapian terdiri dari kumparan primer dan kumparan sekunder. Kumparan primer dan sekunder akan menaikkan tegangan dari baterai melalui induksi elektromaget/induksi magnet listrik.

Pengertian Dan Fungsi Ignition Coil
Pengertian Dan Fungsi Ignition Coil


Dari segi konstruksi, ignition coil terdiri dari inti besi yang dikelilingi oleh kumparan yang terbuat dari baja silikon yang tipis yang digulung ketat. Kumparan sekunder terbuat dari kawat tembaga tipis dengan diameter 0.05 mm s/d 0.1 mm, yang digulung 15.000 s/d 30.000 kali lilitan pada inti besi. Sedangkan kumparan primer terbuat dari kawat tembaga dengan diameter 0.5 mm s/d 1.00 mm, dan digulung sebanyak 150 kali s/d 300 kali lilitan mengelilingi kumparan sekunder. Untuk mencegah terjadinya hubungan singkat (short circuit) antara lapisan kumparan yang berdekatan, maka antara lapisan satu dengan lapisan yang lain disekat dengan kertas yang mempunyai tahanan sekat yang tinggi. Ruangan yang kosong dalam tabung kumparan diisi dengan minyak atau campuran penyekat untuk menambah daya tahan terhadap panas.

Salah satu ujung dari kumparan primer dihubungkan dengan terminal negatif primer dan ujung yang lain dihubungkan dengan terminal positif primer. Kumparan sekunder dihubungkan dengan cara yang sama, dimana salah satu ujungnya dihubungkan dengan kumparan primer pada terminal positif sedangkan ujung yang lain dihubungkan dengan terminal negatif tinggi melalui sebuah pegas.

Masih ada yang belum tahu bentuk dari Ignition Coil? Ini saya kasih gambarnya :


Jadi udah ngerti belum dari penjelasan tentang Pengertian Dan Fungsi Ignition Coil ? Kalo belum silakan tanya di kolom komentar :)


Sistem Pengapian Konvensional Dan Komponennya

Sistem Pengapian Konvensional Dan Bagian-bagiannya - Motor pembakaran dalam menghasilkan tenaga dengan cara membakar campuran udara dan bahan bakar di dalam silinder. Pada motor bensin, loncatan bunga api pada busi diperlukan untuk menyalakan campuran udara dan bahan bakar yang telah di kompresikan oleh piston di dalam silinder. Sedangkan pada motor diesel udara dikompresikan dengan tekanan yang tinggi sehingga menjadi sangat panas, dan bila bahan bakar di injeksikan ke dalam silinder, maka akan terbakar secara serentak.

Karena pada motor bensin, proses pembakaran di mulai dari loncatan bunga api pada busi, maka diperlukan suatu sistem yang berfungsi menghasilkan loncatan bunga api pada busi, untuk beberapa metode diperlukan untuk menghasilkan arus tegangan tinggi yang diperlukan untuk proses pembakaran. Sistem pengapian (ignition sistem) pada automobile berfungsi untuk menaikkan tegangan baterai menjadi 10KV atau lebih dengan mempergunakan ignition coil dan kemudian oleh distributor di bagi bagi ke busi melalui kabel tegangan tinggi.

Sistem pengapian konvensional adalah salah satu sistem pengapian baterai pada motor bensin yang masih menggunakan platina untuk memutuskan dan menghubungkan arus primer koil, yang nantinya bertujuan untuk menghasilkan induksi tegangan tinggi pada kumparan skunder yang akan disalurkan ke masing masing busi.

Sistem pengapian konvensional setidaknya bagian-bagiannya sebagai berikut :

a. Baterai
Baterai berfungsi untuk menyediakan arus listrik tegangan rendah (biasanya 12 volt) untuk ignation coil.

b. Ignition Coil
Ignition Coil berfungsi untuk menaikan tegangan yang di terima dari baterai menjadi tegangan tinggi yang diperlukan untuk pengapian di dalam silinder. Lebih spesifiknya ignition coil berfungsi untuk merubah arus listrik 12 volt yang diterima dari baterai menjadi tegangan tinggi (10 KV atau lebih) untuk menghasilkan loncatan bunga api yang kuat pada busi.

c. Distributor
Distributor berfungsi untuk membagikan (mendistribusikan) arus tegangan tinggi yang dihasilkan (dibangkitkan) oleh kumparan skunder pada ignation coil ke busi pada tiap-tiap selinder sesuai dengan firing order (urutan pengapian).

d. Kabel tegangan tinggi
Kabel Tegangan Tinggi berfungsi untuk mengalirkan arus listrik tegangan tinggi dari ignition coil ke busi. Kabel tegangan tinggi harus mampu mengalirkan arus listrik tegangan tinggi yang dihasilkan oleh ignition col ke busi busi melalui distributor tanpa adanya kebocoran. Oleh sebap itu penghantar (core) dibungkus dengan insulator karet yang tebal untuk menghindari adanya kebocoran arus listrik tegangan tinggi. Insulator karet tersebut, kemudian dilapisi oleh pembungkus (sheath).

e. Busi
Busi berfungsi untuk mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadi loncatan bunga api melalui elektrodanya. Arul listrik tegangan tinggi dari distributor menimbulkan bunga api dengan temperatur tinggi di antara elektroda tengah dan massa dari busi untuk menyalakan campuran udara dan bahan bakar yang sebelumnya telah di kompresikan.

f. kunci kontak
Kunci Kontak berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan listrik pada rangkaian atau mematikan dan menghidupkan sistem. Kunci kontak pada kendaraan memiliki 3 atau lebih terminal.
Back To Top